Rabu, 23 Mei 2012

tugas 3 akuntansi internasional

NERACA PERDAGANGAN INTERNASIONAL 

Nama: Mirah

Npm   :20208808

      4EB15

NERACA PERDAGANGAN  INDONESIA-KOREA
 Indonesia-Korea: Tingkatkan Perdagangan dan Investasi Seoul, 28 Maret 2012 – ”Pemerintah Indonesia dan Korea Selatan sepakat untuk segera memulai tahapan negosiasi Indonesia-Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement (IK-CEPA).” Demikian dikatakan Menteri Perdagangan RI Gita Wirjawan, yang mendampingi Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dalam kunjungan kerjanya ke Korea Selatan, pada hari ini, Rabu (28/3) di Seoul. Dalam pertemuan bilateral antara Presiden RI dan Presiden Republik Korea, Y.M. Lee Myung-bak, hari ini, kedua pemimpin negara tersebut menargetkan volume perdagangan Indonesia- Korsel pada 2015 mencapai USD 50 miliar dan USD 100 miliar pada 2020. ”Kami optimis dapat mencapai target tersebut jika didukung oleh IK-CEPA,” jelas Mendag Gita Wirjawan. Sebelum memulai negosiasi IK-CEPA, pemerintah kedua negara telah melakukan serangkaian tahapan, yang dimulai dari pembentukan Joint Study Group (JSG), konsultasi publik dan sosialisasi hasil studi JSG. Setelah bertemu tiga kali, tim JSG mengeluarkan laporan yang merekomendasikan agar kedua negara membentuk CEPA karena saling menguntungkan Hasil studi tim JSG juga telah dikonsultasikan kepada publik pada 22 Desember 2011 di Jakarta. Konsultasi publik yang diselenggarakan oleh Kementerian Perdagangan RI dan Kedubes Korea Selatan di Jakarta ini mengundang seluruh pemangku kepentingan dari kedua negara, yang terdiri dari pelaku usaha, akademisi, pejabat pemerintah terkait, KADIN, dan dari legislatif. Kegiatan serupa juga dilaksanakan oleh Kemendag bekerja sama dengan Pemerintah Daerah Kota Medan pada 29 Februari 2012. Selain mendampingi Presiden RI dalam pertemuan bilateral dengan Presiden Korsel, Mendag Gita Wirjawan bersama Menteri Perindustrian RI M.S. Hidayat juga menyaksikan penandatanganan enam Nota Kesepahaman yang bernilai investasi USD 2,63 miliar antara para pelaku bisnis Indonesia dan Korsel. Pada kunjungan kenegaraan ke Korea Selatan kali ini, Mendag Gita Wirjawan juga berkesempatan menghadiri Breakfast Meeting dan Business Forum antara pengusaha Indonesia dan Korsel (28/3). Kedua acara tersebut terselenggara berkat kerja sama KADIN Indonesia dan Korean Chamber of Commerce and Industry (KCCI). Business Forum dibuka oleh Ketua Umum KADIN Indonesia, Suryo Bambang Sulisto dan Chairman of KCCI, Sohn Kyung Shik. Acara ini dihadiri oleh 84 orang Chief Executive Officers (CEOs) dari perusahaan-perusahaan terkemuka di Korsel, antara lain Sam Yung Holdings Co., Ltd, Dongbu Corporation, Daelim Industrial CO., Ltd, Daewo International Corporation, KTNET, Hanwa Corporation/Trade, LOTTE International, LG International, POSCO, dan 47 orang pengusaha Indonesia. Dalam Business Forum, Mendag Gita Wirjawan menyampaikan gambaran situasi perekonomian Indonesia saat ini, hubungan perdagangan bilateral Indonesia-Korsel, serta peluang perdagangan dan invetasi di Indonesia. Pada kesempatan tersebut, Mendag mengajak para pelaku bisnis Korsel untuk menanamkan investasinya di Indonesia. “Jika para investor Korsel tertarik berinvestasi di Indonesia, investasinya dapat berbentuk smart capital yang mencakup quick wins, soft and hard infrastructure, large scale industrialization dan knowledge economy. Kerja sama investasi ini akan menguntungkan kedua negara,” ungkapnya. Sekilas Perdagangan Indonesia-Korea Selatan Total Perdagangan Indonesia-Korea Selatan pada 2011 mencapai USD 29,4 miliar dengan nilai ekspor sebesar USD 16,4 miliar dan impor sebesar USD 12,9 miliar, atau naik 44,93% dibandingkan total perdagangan pada 2010 sebesar USD 20,3 miliar. Tren total perdagangan kedua negara selama 5 (lima) tahun terakhir (2007-2011) positif sebesar 25,11%. Neraca perdagangan Indonesia dengan Korsel sejak 2007 hingga 2011 menunjukkan bahwa Indonesia mengalami surplus perdagangan. Neraca perdagangan tahun 2011 surplus bagi Indonesia sebesar USD 3,4 miliar. Komoditi ekspor utama Indonesia ke Korsel antara lain coal; briquettes; copper ores; chemical wood pulp; natural rubber; balata; paper and paperboard; plywood; cotton yarn; coconut; palm kernel as well as manufactured products such as footwear; textiles and garments; and furniture. Sementara, komoditi impor utama Indonesia dari Korsel adalah suitable for use solely; electronic application for line telephony; synthetic rubber; electronic integrated circuits; and other knitted or crocheted fabrics; woven fabrics of synthetic filament yarn; and polyacetals, other polyethers. Di bidang investasi, Korsel merupakan investor terbesar keenam di Indonesia dengan nilai akumulasi investasi sebesar USD 3,35 miliar selama periode 10 tahun terakhir (2000-2010) dengan 1.400 proyek. Pada 2011, Korea menempati posisi investor terbesar kelima dengan realisasi investasi USD 1,2 milliar. Investasi Korea meliputi sektor metal industry, machinery and electronics; chemical and pharmaceutical industry; textile, leather and garment industry; footwear; food industry; rubber and plastics industry; dan construction and telecommunication as well as transport equipment.