NERACA PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Nama: Mirah
Npm :20208808
4EB15
NERACA PERDAGANGAN INDONESIA-KOREA
Indonesia-Korea: Tingkatkan Perdagangan dan Investasi
Seoul, 28 Maret 2012 – ”Pemerintah Indonesia dan Korea Selatan sepakat
untuk segera memulai tahapan negosiasi Indonesia-Korea Comprehensive
Economic Partnership Agreement (IK-CEPA).” Demikian dikatakan Menteri
Perdagangan RI Gita Wirjawan, yang mendampingi Presiden RI Susilo
Bambang Yudhoyono dalam kunjungan kerjanya ke Korea Selatan, pada hari
ini, Rabu (28/3) di Seoul.
Dalam pertemuan bilateral antara Presiden RI dan Presiden Republik
Korea, Y.M. Lee Myung-bak, hari ini, kedua pemimpin negara tersebut
menargetkan volume perdagangan Indonesia- Korsel pada 2015 mencapai USD
50 miliar dan USD 100 miliar pada 2020. ”Kami optimis dapat mencapai
target tersebut jika didukung oleh IK-CEPA,” jelas Mendag Gita Wirjawan.
Sebelum memulai negosiasi IK-CEPA, pemerintah kedua negara telah
melakukan serangkaian tahapan, yang dimulai dari pembentukan Joint Study
Group (JSG), konsultasi publik dan sosialisasi hasil studi JSG. Setelah
bertemu tiga kali, tim JSG mengeluarkan laporan yang merekomendasikan
agar kedua negara membentuk CEPA karena saling menguntungkan
Hasil studi tim JSG juga telah dikonsultasikan kepada publik pada 22
Desember 2011 di Jakarta. Konsultasi publik yang diselenggarakan oleh
Kementerian Perdagangan RI dan Kedubes Korea Selatan di Jakarta ini
mengundang seluruh pemangku kepentingan dari kedua negara, yang terdiri
dari pelaku usaha, akademisi, pejabat pemerintah terkait, KADIN, dan
dari legislatif.
Kegiatan serupa juga dilaksanakan oleh Kemendag bekerja sama dengan
Pemerintah Daerah Kota Medan pada 29 Februari 2012.
Selain mendampingi Presiden RI dalam pertemuan bilateral dengan Presiden
Korsel, Mendag Gita Wirjawan bersama Menteri Perindustrian RI M.S.
Hidayat juga menyaksikan penandatanganan enam Nota Kesepahaman yang
bernilai investasi USD 2,63 miliar antara para pelaku bisnis Indonesia
dan Korsel.
Pada kunjungan kenegaraan ke Korea Selatan kali ini, Mendag Gita
Wirjawan juga berkesempatan menghadiri Breakfast Meeting dan Business
Forum antara pengusaha Indonesia dan Korsel (28/3). Kedua acara tersebut
terselenggara berkat kerja sama KADIN Indonesia dan Korean Chamber of
Commerce and Industry (KCCI).
Business Forum dibuka oleh Ketua Umum KADIN Indonesia, Suryo Bambang
Sulisto dan Chairman of KCCI, Sohn Kyung Shik. Acara ini dihadiri oleh
84 orang Chief Executive Officers (CEOs) dari perusahaan-perusahaan
terkemuka di Korsel, antara lain Sam Yung Holdings Co., Ltd, Dongbu
Corporation, Daelim Industrial CO., Ltd, Daewo International
Corporation, KTNET, Hanwa Corporation/Trade, LOTTE International, LG
International, POSCO, dan 47 orang pengusaha Indonesia.
Dalam Business Forum, Mendag Gita Wirjawan menyampaikan gambaran situasi
perekonomian Indonesia saat ini, hubungan perdagangan bilateral
Indonesia-Korsel, serta peluang perdagangan dan invetasi di Indonesia.
Pada kesempatan tersebut, Mendag mengajak para pelaku bisnis Korsel
untuk menanamkan investasinya di Indonesia. “Jika para investor Korsel
tertarik berinvestasi di Indonesia, investasinya dapat berbentuk smart
capital yang mencakup quick wins, soft and hard infrastructure, large
scale industrialization dan knowledge economy. Kerja sama investasi ini
akan menguntungkan kedua negara,” ungkapnya.
Sekilas Perdagangan Indonesia-Korea Selatan
Total Perdagangan Indonesia-Korea Selatan pada 2011 mencapai USD 29,4
miliar dengan nilai ekspor sebesar USD 16,4 miliar dan impor sebesar USD
12,9 miliar, atau naik 44,93% dibandingkan total perdagangan pada 2010
sebesar USD 20,3 miliar. Tren total perdagangan kedua negara selama 5
(lima) tahun terakhir (2007-2011) positif sebesar 25,11%.
Neraca perdagangan Indonesia dengan Korsel sejak 2007 hingga 2011
menunjukkan bahwa Indonesia mengalami surplus perdagangan. Neraca
perdagangan tahun 2011 surplus bagi Indonesia sebesar USD 3,4 miliar.
Komoditi ekspor utama Indonesia ke Korsel antara lain coal; briquettes;
copper ores; chemical wood pulp; natural rubber; balata; paper and
paperboard; plywood; cotton yarn; coconut; palm kernel as well as
manufactured products such as footwear; textiles and garments; and
furniture.
Sementara, komoditi impor utama Indonesia dari Korsel adalah suitable
for use solely; electronic application for line telephony; synthetic
rubber; electronic integrated circuits; and other knitted or crocheted
fabrics; woven fabrics of synthetic filament yarn; and polyacetals,
other polyethers.
Di bidang investasi, Korsel merupakan investor terbesar keenam di
Indonesia dengan nilai akumulasi investasi sebesar USD 3,35 miliar
selama periode 10 tahun terakhir (2000-2010) dengan 1.400 proyek. Pada
2011, Korea menempati posisi investor terbesar kelima dengan realisasi
investasi USD 1,2 milliar.
Investasi Korea meliputi sektor metal industry, machinery and
electronics; chemical and pharmaceutical industry; textile, leather and
garment industry; footwear; food industry; rubber and plastics industry;
dan construction and telecommunication as well as transport equipment.